...Dalam hidup ini matahari selalu pasti. Hanya nasib yang lain-lain.....
Kibul is kibul is
kibul. Bagi Seno tugasnya sebagai juru cerita adalah tugas menyampaikan kibul
dengan baik agar bisa menyihir pembaca untuk terus membuka halaman demi
halaman. Dalam buku kumpulan cerpennya ini saya menjadi korban kibulnya yang
tersihir sehingga terus menerus ingin membuka halaman-halaman selanjutnya.
Judul : Senja dan Cinta yang Berdarah
Author : Seno Gumira Ajidarma
Rate : 5/5
Bagi saya yang
selalu suka dengan tulisan-tulisan SGA, Senja dan Cinta yang Berdarah adalah
sebuah harta karun. Di dalamnya terdapat cerita-cerita yang khas Seno, selalu
bisa menghibur pembaca sekaligus menyentil dengan pertanyaan-pertanyaan
eksistensialnya. Selain itu Seno memang sudah sejak dulu suka menulis cerita
dengan gaya open-ending, terlihat di beberapa cerpennya yang berakhir
nggantung. Kadang hal tersebut bikin gemes, tapi adakalanya cerita
open-ending nya malah memberikan kesan yang lebih dalam, yang menyiratkan bahwa
akhir cerita bisa seperti apa saja, tergantung kita memaknainya.
Buku antologi cerpen
setebal 822 halaman ini berisi 85 cerpen yang disusun dan dikelompokkan menjadi
tiga periode penulisan. Periode pertama adalah 1978-1981 berisi delapan cerpen,
periode kedua 1982-1990 berisi 35 cerpen, dan periode ketiga 1991-2013 berisi
42 cerpen.
Membaca kumpulan
cerpen SGA dalam Senja dan Cinta yang Berdarah adalah pengalaman tersendiri
yang memberikan hiburan non stop dan selalu ada perasaan muncul seperti
"oh iya juga ya" di setiap cerpennya. Salah satu cerpen yang menarik
bagi saya adalah cerpen berjudul Matinya Seorang Pemain Sepak Bola. Dalam
cerpen tersebut saya melihat SGA, tentang seperti apa diri nya dalam menulis.
Dalam cerpen tersebut dikisahkan Sobrat, seorang pemain sepak bola yang
memiliki awal karir suram. Bukan salah siapa-siapa tapi memang karena
keahliannya dalam bermain sepak bola sangat buruk, entah itu sebagai kiper,
penyerang, atau bahkan sebagai cadangan. Hingga suatu hari Sobrat berdiri di
tengah lapangan sepak bola dan menyadari segalanya, menyadari seperti memulai
segalanya dari awal. Sobrat menyadari bahwa kalah menang hanya tentang
bagaimana cara manusia memandangnya, kalah menang itu hanya masalah
kepentingan. Dan sejak saat itu karir sepak bola Sobrat melejit, ia menjadi
pemain yang diperhitungkan dan menciptakan banyak gol. Namun kemudian Sobrat
meninggal tepat di saat dia mencetak gol kemenangan untuk timnya. Dalam banyak
hal kita tidak perlu terlalu fokus pada menang atau kalah, berhasil atau tidak,
semua itu hanya bagaimana cara pandang manusia terhadapnya. Kalah dan menang
itu tidak ada.
Begitu saja jantung itu berhenti berdetak. Begitu biasa. Seperti sebuah berita kematian, yang menyedihkan bagi seseorang, tetapi tak berarti sama sekali bagi yang lain.
Selain cerita
bertema eksistensial, kumpulan cerpen ini juga berisi cerpen-cerpen bertemakan
cinta yang sangat layak untuk dinikmati. Kebanyakan tema cinta yang dibawakan
SGA adalah tentang perasaan cinta yang tidak semestinya yang terkadang
menimbulkan perasaan miris terhadap tokohnya. Seperti yang dikisahkan dalam
cerpen berjudul Selamat Malam Duhai Kekasih dalam buku ini.
....Cinta adalah soal yang bisa menjadi pelik, tapi ia juga bisa menjadi begitu sederhana, kalau kamu bisa belajar hidup dengan apa adanya.
Cerpen tersebut
bercerita tentang Sukab yang cinta mati terhadap Tumirah, seorang janda yang
suka berjoget di pasar malam diiringi alunan musik dangdut. Kondisi Sukab yang
telah beristri tidak meredupkan cintanya kepada Tumirah. Walaupun Tumirah
tak kunjung memberi kepastian namun Sukab senantiasa menunggu dengan
setangkai mawar merah untuknya. Hingga pada suatu malam yang dijanjikan,
Tumirah tidak datang memenuhi janjinya. Sukab pulang ke rumah dengan kecewa.
...........Sampai detik itu ia belum sadar sama sekali, betapa beruntungnya seorang lelaki ketika mendapatkan istri yang setia.
Dan begitulah
tulisan-tulisan SGA, selalu mengalir, seperti tidak memperhitungkan alur tapi
justru malah sangat menghibur. SGA hanya berkisah dan berkisah, seperti tidak
peduli tokohnya akan jadi apa dan siapa, tapi dengan segala kepiawaiannya
setiap kata setiap kalimat dan setiap makna selalu menjadi luar biasa.
Catatan: Buku ini
selain layak dibaca juga layak dikoleksi.
0 comments