Sekarang mau coba menambah satu label lagi di blog ini.
Label bertajuk “cuap-cuap curhat” yang akan diusahakan untuk dikemas dengan
tidak terlalu amburadul seperti postingan sejenis yang pernah ada tapi berakhir
di tombol delete. :D
Kabar lumayan bagusnya adalah dengan pengalaman-pengalaman
sebelumnya yang suka geli atau bahasa gaulnya mah geuleuh saat baca tulisan sendiri setelah bertahun-tahun silam dan
membuat saya yakin tulisan itu harus dilenyapkan, maka merasa beruntunglah bisa
menjumpai postingan ini yang ya ampun satu paragraf satu kalimat.
Ah dan ya, kuliah
lagi
Setelah mengabdi genap dua puluh empat bulan di kemendag
akhirnya mendapat izin untuk lanjut S1, yeah bakalan jadi eS Te ceritanya.
Kalau teman-teman yang lain ST nya langsung sabet sekali masuk kampus,
siapa sangka saya harus mampir dulu ke tiga kampus (baru tiga sampai tulisan
ini dimuat). Semoga tiga saja cukup.
Dari sekian banyak kampus di kota bandung akhirnya
diputuskan untuk mengambil alih program ke Teknik Industri di sebuah kampus
swasta yang lumayan keren, dan. . . . . . . . . . . .mahal. Demi kenyamanan
bersama maka nama kampus tidak akan dicantumkan karena dikhawatirkan apa yang
dipaparkan dari sudut pandang saya mungkin diterima secara berbeda oleh sudut
pandang lain.
E-Learning untuk yang
ingin kuliah sambil kerja?
Kalau boleh idealis, kuliah harus dijalani dengan fokus
ekstra dan memang sudah menyiapkan diri, mental, dan waktu untuk kuliah itu
sendiri. Tapi pada kenyataannya untuk kasus seperti yang saya alami akan cukup
sulit untuk mendapatkan tugas belajar kuliah alih program D3 ke S1. Tugas belajar
memang bisa diberikan tapi dengan syarat kuliah yang dijalankan didanai oleh
beasiswa. Sedangkan beasiswa D3 ke S1, apalagi di Indonesia jarang sekali
ditemui. Maka diambillah izin belajar untuk saat ini.
Nggak ada solusi terbaik kalo kata dosen Operational
Research, yang ada adalah solusi optimal. Setelah mencari informasi ke sana
kemari akhirnya ada satu inovasi yang semula dianggap adalah solusi optimal,
here it is…………., e-learning.
Sistem e-learning mungkin bukan hal baru bagi pembelajaran
di dunia pendidikan masa kini. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, e-learning terdengar cukup menggiurkan bagi karyawan atau
pekerja yang ingin melanjutkan kuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaannya.
Sebuah kampus di Bandung menyediakan fasilitas ini dan di situlah akhirnya hati
saya dan teman-teman berlabuh.
Sometimes we create
our own heartbreaks through expectation
Saya di wisuda kurang lebih sekitar bulan September 2013,
yang artinya sudah hampir tiga tahun tidak merasakan lingkungan kampus dengan
segala rutinitasnya. Kalau dibilang seneng ya memang seneng banget waktu mau
kuliah lagi. Yang selalu dibayangkan adalah datang ke kelas, dengerin dosen, ngantuk-ngantuk
di kelas, nulis-nulis, ngerjain tugas, dan itu semua terlihat indah di
angan-angan.
Sampai akhirnya tibalah hari pertama kuliah di kampus baru.
Di kampus tersebut ada dua opsi hari kuliah yang bisa diambil untuk mahasiswa
yang sambil bekerja. Opsi pertama adalah kuliah malam dari hari senin sampai
jumat (kurang tau apakah lima hari penuh atau hanya beberapa hari saja), dan
opsi kedua adalah kuliah di hari Sabtu saja dari pagi sampai petang. Kedua opsi
hari kuliah tersebut masih ditambah dengan e-learning yang diadakan dari senin sampai
dengan Minggu (pada prakteknya deadline adalah hak prerogatif dosen).
Maka dipilihlah kuliah hari Sabtu dari pagi sampai petang
dan ditambah e-learning.
E-Learning =
Nightmare
E-learning bukan kuliah online seperti web seminar atau
teleconference. E-learning di kampus saya waktu itu dilakukan di sebuah alamat
website khusus milik kampus. Mata kuliah e-learning yang saya peroleh ada empat
mata kuliah.
Jadi begini cara kerjanya: dosen akan mengupload materi,
quiz, forum, dan tugas di hari antara hari Sabtu dengan hari Sabtu berikutnya.
Materi diupload setiap week (saya gunakan istilah week untuk menghindari
kerancuan dengan hari Minggu), sedangkan untuk quiz saya kurang paham
sebenarnya ada aturan berapa waktu sekali atau tidak, tapi yang saya alami waktu
itu hampir setiap week selalu ada quiz.
Mahasiswa wajib mendownload materi sebagai tanda
kehadirannya pada mata kuliah tersebut. Dan untuk forum, mahasiswa wajib
mengisi forum katanya minimal sejumlah sks mata kuliah bersangkutan setiap
week. Forum adalah suatu diskusi yang diawali oleh pertanyaan dari dosen
kemudian mahasiswa diminta untuk aktif menanggapi.
Hitungan kasarnya jika ada empat mata kuliah e-learning maka
setiap week akan ada empat modul yang harus didownload, empat quiz yang harus
dikerjakan, dan empat forum yang harus diisi. Sedangkan tugas tidak selalu ada
setiap week, mungkin untuk waktunya juga otonomi dosen.
Basically e-learning is just a catalogue of disasters
Selain empat mata kuliah e-learning masih ada tiga mata
kuliah non e-learning dan dua praktikum. Dari tiga mata kuliah non e-learning
tersebut ada satu mata kuliah yang selalu memberikan tugas setiap menjelang
adanya materi kuliah baru untuk membuat makalah dan presentasi. Tugas ini
dikerjakan berkelompok, tapi sayangnya kelompok dibuat secara acak sedangkan
mahasiswa tinggal berjauh-jauhan dan bekerja dari senin hingga jumat.
Sedangkan dua praktikum lagi selalu memberikan tugas untuk
mengerjakan materi yang telah diajarkan dan membuat laporan praktikum.
Dear stress, Let’s
Break up
Ada masa dimana kita tidak tahu sampai mana batasnya diri
ini mampu untuk bertahan. Antara menyalahkan diri karena mudah mengeluh dan
merasa bersalah karena terlalu keras. Di satu sisi saya merasa
dan di sisi lain
“bisa wi, pasti bisa, kamu cuma perlu mengatur waktu dan fokus, orang lain bisa kamu pasti juga”
dan di sisi lain
“iya semua tugas selesai tapi kerjaan kantor terbengkalai, iya udah atur waktu tapi badan nggak keurus, tidur nggak nyenyak, Minggu libur tapi hati nggak terhibur, kamu butuh bahagia wi"
"iya tapi diri ini harus dilatih biar kuat"
"beda wi ngelatih sama nyiksa, kalo nglatih diri kamu berkembang, kalo nyiksa ya begini kamu ancur-ancuran”.
Singkat cerita, dari semua dilema dan drama yang dilalui saya dan teman-teman memutuskan
untuk pindah kuliah ke kampus sekarang, kampus yang tidak juga akan saya sebutkan
namanya untuk menghindari efek pembanding-bandingan.
Dan pada akhirnya kita semua akan menemukan, meski pertama-tama harus menemui jalan berputar.
2 comments
" Dan pada akhirnya kita semua akan menemukan, meski pertama-tama harus menemui jalan berputar."
ReplyDeleteINI QUOTE BAGUS BANGET BANGET! Semangat teteh, ku juga pengin kuliah lagi
Terima kasih rizky telah menjadi (satu-satunya) pengunjung setia blog ku. hahaha
Delete