Butuh banyak belajar, pengalaman memahami, kemampuan
mengamati orang, dan berbagai cara lain yang mungkin dilakukan untuk membuat
sebuah karakter yang kuat dalam suatu cerita. Tokoh-tokoh berkarakter kuat
biasanya adalah tokoh yang sudah dikenal sangat amat baik sekali oleh
penulisnya. It has to be. Seorang penulis harus tahu betul seperti apa tokoh
ciptaannya kalau betulan mewujud di dunia nyata. Secara rinci penulis
tahu hal-hal remeh seperti wangi parfum yang akan dipilih si tokoh, atau cara
dia pegang bolpoin misalnya, atau bahkan apa yang dipikirkan si tokoh
ciptaannya ini ketika nggak melakukan apa-apa.
Maka nggak jarang tokoh-tokoh dengan karakter keren memang diciptakan oleh penulis-penulis yang udah mateng. Oleh mereka, pembaca bisa dibuat jatuh cinta atau benci setengah mati dengan seorang tokoh cerita. Karakter tokoh dalam buku lebih sulit dibangun dibandingkan karakter tokoh dalam film. Tapi sekalinya penulis berhasil membangun karakter yang kuat dan bagus, pembaca bukan cuma jatuh cinta tapi juga bisa terpengaruh oleh cara berpikir dan bertindak si tokoh.
Karakter tokoh di film banyak terbantu dengan penampilan dan
segala visual yang dihadirkan. It’s cliche, penampilan si protagonis seringkali
udah ketebak, dan si antagonis apalagi. Makanya nggak jarang, ketika sebuah
buku difilmkan beberapa pembaca akan kecewa atau bahkan saking idealisnya nggak
mau nonton karena nggak pengen ngehancurin imajinasi tokoh dalam pikirannya selama
ini dengan tokoh yang dimunculkan di film. It happens to me. LOL
Yang lebih penting lagi, karakter di buku dibangun dengan
cara nggak mudah, dengan banyak dialog, dengan berbagai pemikiran nggak
terucap, atau dengan menceritakan kehidupan tokoh sejak kecil, yang semuanya
sulit untuk dirangkum dalam sebuah film dengan keterbatasan durasi.
Kalau dikonversikan ke dalam kehidupan nyata ternyata sama
sulitnya membangun karakter diri. Lebih sulit lagi karena kita nggak tahu
ending cerita kita akan seperti apa, atau takdir apa yang menanti kita dengan
pilihan saat ini. Memang tokoh dalam cerita nggak tau endingnya kayak apa, tapi
kan penulis tahu, yang adalah pencipta si tokoh itu sendiri.
Penulis tahu persis kemana ceritanya akan berjalan dan
berakhir, makanya penulis adalah orang paling tahu karakter seperti apa yang
harus dibangun. I am interested with this analogue. Writer, character, and story. Writer is Allah, character is what we choose or something determined to be
choosen, and story is where our choices will bring us.
Karakter dibangun setiap saat oleh manusia, setiap kali
menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya, sekecil apapun, karakter adalah
pembiasaan itu sendiri. Dan, a good strong character was made from a good heart
and the experience of trial and suffering. Jadi ketika ditempatkan pada situasi
yang nggak mudah, nggak nyaman, maybe it is the sign that The Writer is giving
us something to learn, to grow, to develop our character, and of course to gain our level
up.
Nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man’s character, give him power. – Abraham Lincoln –
Orang-orang besar selalu dibangun dari cerita-cerita besar,
yang nggak mudah, yang jauh dari kenyamanan. They always searching, always
questioning, and always struggling to find the meaning in everything. Semakin
konsisten seseorang dalam pilihan-pilihan di hidupnya maka semakin kuat
karakter yang dimiliknya. Namun seperti apa pilihan itu, baik buruknya akan menentukan
baik atau buruk karakter yang dibangun.
Make sure that your actions and behaviors live up to and reflect the words and ideas, promises and commitments that come out of your mouth. – Steve Farber –
Membangun karakter diri sama dengan meniti sedikit demi
sedikit cerita yang sedang dijalani. Ini kenapa karakter kuat itu keliatan
banget dari seseorang, dari cara bicaranya, dari cara dia bertindak, yang
adalah hasil dari apa yang dia pikirkan atau dia ucapkan dan lakukan berkali-kali secara
konsisten selama hidupnya. Bukan berarti pilihan-pilihannya selama ini selalu
benar. Lagipula benar salah itu relatif. Tapi niat baik atau buruk lah yang
diri ini tahu persis, dan bagaimana kita belajar dari pilihan-pilihan yang
selama ini ternyata kurang tepat.
Have a good heart, do a good deeds, believe in The Greatest Writer of this life.
Have a good heart, do a good deeds, believe in The Greatest Writer of this life.
Shall I not tell you about nobility of character in this
world and the hereafter? It is that you maintain relations with one who cuts
you off, that you give to one who deprives you, and that you forgive whoever
wrongs you.
– Prophet Muhammad SAW –
0 comments